KOTA TANGERANG, (gerbangbanten.com) – Bertepatan dengan Hari Kartini 2025, Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten, Ananda Trianch Salichan menghadiri kegiatan sosialisasi penurunan Angka Stunting di Jl. Perumahan Korpri 1 Blok N, No. 8 & 9 RT/RW: 02/05. Kelurahan Kedaung Wetan, Kecamatan Neglasari, Kita Tangerang, Provinsi Banten. Senin, 21/04/2025.
Ananda Trianch Salichan mengatakan, dalam rangka menekan penurunan angka dan pencegahan Stunting di wilayah Provinsi Banten, tentu tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah saja. Akan tetapi membutuhkan kerjasama semua pihak.
“Di butuhkan peningkatan pelayanan Gizi Spesifik oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten, Puskesmas, Posyandu dan para kader kesehatan guna menangani stunting,” ujar Ananda.
Kemudian kata Ananda, kegiatan sosialisasi harus rutin dilakukan untuk mengedukasi masyarakat di bidang kesehatan khususnya terkait pencegahan stunting. Pencegahan stunting itu dilakukan sejak dini, mulai dari ibu hamil dan harus setiap bulan harus diperiksa kesehatan, penambahan vitamin termasuk makanan yang mengandung gizi.
“Buruknya, jika ibu hamil sampai anak berusia dua tahun tidak mendapatkan gizi, maka akan berisiko menjadi stunting. Maka kepada ibu hamil agar rutin memeriksakan kehamilannya, supaya tumbuh kembang anaknya nanti sehat,” papar Ananda.
Lanjut Ananda, masalah stunting besar peranan dipengaruhi kemampuan Pemerintah untuk lebih meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan berbagai pihak.
Antusias ratusan para ibu muda mendengarkan paparan dari pemateri Komisi V DPRD Provinsi Banten dan Dinkes Kota Tangerang dalam upaya penurunan angka stunting harus dilakukan secara kerja sama yang melibatkan semua elemen masyarakat, bahkan ibu-ibu PKK.
“Perlu diintensifkan atau pengaktifan fungsi posyandu di Desa-desa, RT/RW, karena semua lapisan harus terjamah pengetahuan tentang stunting dan kasus stunting harus cepat ditemukan,” pungkasnya.
Sementara itu, pemaparan dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang menyampaikan penyebab utama stunting adalah malnutrisi dalam jangka panjang. Hal itu salah satunya lantaran sang ibu mengalami malnutrisi atau terserang infeksi selama hamil.
“Menjadikan anak tidak mendapatkan ASI eksklusif, kualitas gizi MP-ASI yang kurang, sehingga anak menderita penyakit yang menghalangi penyerapan nutrisi dan lainnya,” jelasnya.
Oleh karena itu, kepada warga ibu hamil untuk rutin mengukur berat badan, tinggi badan, dan indeks massa tumbuh anak ke posyandu atau fasilitas kesehatan terdekat. Jika hasil skrining menunjukkan pertumbuhan anak tertinggal dibandingkan anak seusianya, lakukan pemeriksaan lanjutan ke dokter.
“Segera periksakan anak ke dokter jika ia mengalami gejala penyakit yang dapat meningkatkan risiko terjadinya stunting,” tutupnya. (*)