Sibolangit, Sumut, (gerbangbanten.com) – Wakil Presiden Republik Indonesia Gibran Rakabuming Raka didampingi Ibu Selvi Ananda Gibran Rakabuming Raka menghadiri dan secara resmi dan membuka Musyawarah Pelayanan (MUPEL) ke-7 Mamre Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) di Retreat Centre Suka Makmur, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Kamis, 28 Agustus 2025.
Kegiatan yang dijadwalkan berlangsung selama empat hari hingga 31 Agustus ini menjadi momentum penting bagi kaum bapak Mamre GBKP untuk mengevaluasi kinerja periode 2020–2025 dan memilih Badan Pengurus Pusat (BPP) Mamre GBKP periode 2025–2030.
Dengan mengangkat tema “Mamre Sang Pendidik Sukacita” MUPEL ini menyoroti peran strategis kaum bapak dalam membangun ketahanan keluarga, pendidikan, dan pelayanan sosial gereja.
Wapres Gibran dalam sambutannya menekankan pentingnya kontribusi Mamre dalam memperkuat fondasi bangsa melalui jalur spiritual dan edukatif.
“Mamre harus menjadi motor penggerak dalam pendidikan keluarga, penguatan karakter, ketahanan sosial, dan kesehatan masyarakat. Ini semua menjadi bagian dari kontribusi nyata gereja terhadap pembangunan bangsa,” ujar Gibran saat membuka acara yang ditandai dengan pemukulan gong.
Selain memberikan arahan, Gibran juga berdialog dengan para peserta mupel dan menyampaikan apresiasi atas konsistensi GBKP dalam membangun komunitas yang inklusif, berpendidikan, dan berdaya tahan.
Acara ini dihadiri oleh ketua umum pusat/Moderamen GBKP, pdt Krismas Imanta Barus Sth,
Pangdam I Bukit Barisan Mayor Jenderal TNI Rio Firdianto,
Kapolda Sumut Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto, S.I.K., M.H,
Bupati Tanah Karo
Brigjen Pol (Purn) Dr. dr. Antonius Ginting, Sp.OG, M.Kes,
Bupati Deli Serdang Dr. H. Asri Ludin Tambunan,
dan perwakilan Mamre dari seluruh Indonesia, tokoh gereja. Mupel juga menjadi forum penting untuk menyusun program strategis pelayanan lima tahun ke depan, termasuk peningkatan kapasitas kader Mamre di berbagai bidang.
Narasi Sukacita dan Pendidikan yang diangkat dalam tema menjadi penegasan bahwa spiritualitas dan pelayanan tidak bisa dipisahkan dari realitas sosial yang sedang dihadapi bangsa Indonesia hari ini.(bgn)






