CILEGON, (gerbangbanten.com) – Wali Kota Cilegon Robinsar menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan kesejahteraan para petani di Kota Cilegon. Hal itu disampaikannya saat menghadiri acara Program Revolusi Pertanian Menanam Padi dengan benih unggul PS 08 yang digelar Yayasan Bhakti Bela Negara di RM H. Jeje, Jalan Kali Kalong, Link. Kedungbulus, Kamis 31 Juli 2025.
“Kami akan terus berupaya untuk menghadirkan berbagai program yang manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat khususnya bagi para petani, sebab kami ingin kesejahteraan para petani di Kota Cilegon ini bisa terus meningkat,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Robinsar juga mengatakan jika dalam anggaran perubahan tahun ini, Pemerintah Kota Cilegon telah mengalokasikan dana untuk pengadaan alat pertanian berupa mesin panen (Combine) yang nantinya dapat digunakan untuk para petani.
“Di anggaran perubahan ini, kami sudah anggarkan untuk pengadaan mesin combine. Semoga mesin tersebut nantinya bisa dimanfaatkan oleh para petani, karena dengan Combine waktu panennya akan jauh lebih cepat sehingga lahannya bisa langsung digunakan lagi untuk penanaman dan hasil produksi juga akan meningkat,” jelasnya.
Selain dukungan alat pertanian, Robinsar juga mengungkapkan pihaknya akan memberikan fasilitas pinjaman modal untuk para petani dengan bunga nol persen, tujuannya yaitu untuk mengurangi ketergantungan para petani terhadap tengkulak yang kerap memberikan pinjaman dengan skema yang kurang menguntungkan.
“Ke depan, kami akan menyediakan pinjaman modal tanpa bunga bagi para petani. Dengan begitu, petani tidak perlu lagi meminjam ke tengkulak yang seringkali menetapkan harga beli rendah dan bahkan tidak menutup biaya produksi,” tegasnya.
Robinsar juga menghimbau kepada para petani untuk menjual hasil panennya langsung ke Bulog. Dimana hal tersebut dapat memberikan harga jual yang lebih stabil dan menguntungkan bagi petani. “Saya minta hasil panen langsung dijual ke Bulog saja sebab harganya lebih pasti sehingga bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Jangan jual ke tengkulak atau pabrik yang tidak memiliki standar harga,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Bhakti Bela Negara Provinsi Banten Sahruji menyampaikan bahwa masih banyak lahan milik perusahaan di Kota Cilegon yang belum dikelola secara optimal. Oleh karena itu ia meminta agar lahan kosong tersebut dapat dimanfaatkan sementara sebagai lahan pertanian sebelum digunakan untuk pembangunan industri.
“Jika hasil uji coba penanaman padi (demplot) yang dilakukan saat ini menunjukkan hasil maksimal, kami harap lahan yang tidak terpakai di Kota Cilegon ini bisa kami kelola untuk lahan pertanian agar supaya bermanfaat sebelum menjadi kawasan industri,” ujarnya.
Sahruji berharap ke depan Kota Cilegon dapat mampu mewujudkan swasembada pangan, sehingga tidak hanya dikenal sebagai kota industri, tetapi juga sebagai daerah yang mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya.
“Saya harap Kota Cilegon tidak hanya dikenal sebagai kota industri, tetapi juga sebagai daerah yang memiliki ketahanan pangan yang kuat, dengan memanfaatkan lahan-lahan kosong untuk pertanian, saya yakin Kota Cilegon bisa menuju swasembada pangan namun tentu hal ini memerlukan kerja sama dan kolaborasi dari semua pihak,” pungkasnya. (*)