Serang, (gerbangbanten.com) – RSUD Banten terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan publik dengan melakukan review secara menyeluruh. Direktur RSUD Banten, Dr. Danang Hamsah Nugroho, menegaskan bahwa setiap masukan dari masyarakat menjadi modal penting bagi rumah sakit untuk mengetahui kebutuhan pasien dan keluarga.
“Forum konsultasi dan berbagai kanal informasi yang tersedia adalah wadah berharga. Setiap keluhan, kritik, maupun saran akan menjadi pijakan kami untuk memperbaiki layanan,” ujar Dr. Danang saat wawancara di gedung auditorium, Jumat (12/9).
Menurutnya, masyarakat kini memiliki banyak pilihan untuk menyampaikan pengaduan maupun pertanyaan. Mulai dari kanal offline melalui ruang informasi dan pengaduan di rumah sakit, hingga kanal online seperti media sosial, website, dan sistem pengaduan berbasis aplikasi. “Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 memang mengatur hak masyarakat menyampaikan keluhan, tapi di luar itu kami juga menyediakan banyak kanal lain,” jelasnya.
Sebagai bentuk inovasi, RSUD Banten juga meluncurkan program Gerakan Cepat Mengatasi Pengaduan Masyarakat. Program ini dirancang untuk mempermudah pasien baru memahami alur layanan rumah sakit. “Dulu orang datang bingung mau ke mana, daftar bagaimana, kalau pakai BPJS prosedurnya apa. Sekarang begitu tiba, petugas langsung mendampingi dan menjelaskan alurnya. Dari pintu masuk sudah ada sambutan ramah dengan senyum, sapa, salam,” terang Dr. Danang.
RSUD Banten juga telah mengoptimalkan pemanfaatan teknologi, seperti pneumatic tube system untuk distribusi sampel dan obat. Dengan sistem ini, keluarga pasien tidak lagi perlu mondar-mandir mengambil hasil laboratorium atau obat. “Cukup duduk saja, semua hasil bisa langsung diakses dokter melalui sistem informasi. Obat juga diantar melalui sistem, jadi keluarga tidak kami repotkan,” tambahnya.
Lebih jauh, ia menekankan pentingnya penyadaran kepada masyarakat agar tidak perlu membawa banyak anggota keluarga untuk menunggui pasien. “Budaya kita kalau ada yang sakit suka ditunggui ramai-ramai. Padahal cukup satu atau dua orang saja yang mendampingi, sisanya bisa mendoakan dari rumah. Karena layanan kami sudah dirancang agar pasien dan keluarga tidak kerepotan,” tegasnya.
Selain itu, RSUD Banten juga tengah menyiapkan fasilitas rumah singgah untuk keluarga pasien. “Lahan sudah ada, tinggal menunggu arahan pimpinan untuk segera kami susun DED-nya,” ungkap Dr. Danang.
RSUD Banten Lakukan Review Layanan, Direktur: Masukan Publik Jadi Modal Utama






