Banten, (gerbangbanten.com) – Plaza Aspirasi Serang sore itu tak sekadar menjadi tempat berkumpul, tapi menjelma sebagai titik temu semangat dan jati diri orang Karo di tanah perantauan. Di tengah sorak tepuk tangan dan alunan musik tradisional, tampak sosok yang kharismatik Mayjen TNI (Purn) Musa Bangun berdiri tegak, bukan sebagai seorang purnawirawan jenderal, tapi sebagai Ketua Umum Karo Foundation yang hadir memberi semangat pada bangsanya sendiri.
Musa Bangun tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. “Acara seperti ini membangkitkan spirit dan semangat orang Karo, terlebih ketika kita berada jauh dari tanah asal,” ujarnya di atas panggung dengan senyum penuh haru. “KF mendukung penuh kegiatan KBB dan terus berkomitmen untuk memelihara serta melestarikan budaya Karo.” (28/6)
Tak main-main, dalam kepemimpinannya, Karo Foundation memang terus menunjukkan taringnya sebagai garda depan pelestarian budaya Karo. Lewat kolaborasi dengan berbagai komunitas perantauan, seperti Karo Banten Bersatu (KBB), Musa Bangun memastikan bahwa identitas Karo tidak hanya bertahan, tapi berkembang menyesuaikan zaman tanpa kehilangan akar.
Salah satu momentum menarik yang menjadi sorotan dalam acara ini adalah pemberian marga Karo kepada Istri A. Damenta bernama Irmawaty Habie br Ginting Manik. Sebuah langkah simbolik namun sarat makna memperkuat persaudaraan dan menjalin ikatan budaya yang lebih erat, bahkan dengan mereka yang bukan berdarah Karo. Bagi Musa Bangun, ini bukan sekadar seremoni, tapi bentuk pengakuan bahwa budaya Karo adalah milik bersama, terbuka dan inklusif.
“Selamat kepada seluruh masyarakat Karo di Banten,” ucapnya menutup sambutan. “Semoga menjadi teladan dan semangat bagi orang Karo di daerah lain.”
Kehadiran Musa Bangun dalam kegiatan pagelaran budaya Karo ini menjadi penegas bahwa warisan budaya bukan hanya untuk dikenang, tapi untuk dihidupi. Dan di bawah langit Serang, diiringi gondang Karo yang menggelegar, beliau hadir bukan hanya sebagai tokoh, tetapi sebagai penyala semangat.
Musa Bangun: Menjaga Api Budaya Karo Tetap Menyala di Tanah Rantau
