Suasana car free day di Jakarta pada Minggu pagi (24/08) terasa berbeda dengan hadirnya kegiatan Polantas Menyapa – Retrospeksi Korban Kecelakaan Lalu Lintas. Acara ini merupakan sebuah momen bersama untuk mengenang para korban sekaligus mengingatkan pentingnya membangun budaya keselamatan berlalu lintas di jalan raya.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kakorlantas Polri Irjen Pol. Drs. Agus Suryo Nugroho,S.H., M.Hum., yang didampingi oleh jajaran Korlantas. Dari Jasa Raharja hadir Plt.Direktur Utama Dewi Aryani Suzana, Kepala Divisi Pelayanan Hervanka Tridianto,dan Kepala Divisi Asuransi Jahja Joel Lami. Turut hadir Ketua Umum Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) H. Norman Yulian, Ketua Komunitas OjekOnline Dodi Ilham, Ketua Komunitas Tiger Riders Club Ferdinand Octavian, serta sejumlah penyandang disabilitas akibat kecelakaan.
Dalam sambutannya, Kakorlantas Polri Irjen Pol. Agus Suryo Nugroho menyampaikan keprihatinan sekaligus apresiasi atas kerja sama yang sudah berjalan dalam menekan angka kecelakaan.
“Acara Retrospeksi pagi ini sangat tepat untuk kita bisa mengenang dan merenungkan betapa sedihnya ketika melihat peristiwa kecelakaan yang tentunya ada korban luka-luka bahkan meninggal dunia. Saya sebagai Kakorlantas memohon maaf karena sampai saat ini masih banyak peristiwa kecelakaan lalu lintas. Sayahari ini sangat prihatin, tapi saya minta saudara-saudara tetap semangat karena kita harus menatap masa depan,” ungkapnya.
Agus menambahkan bahwa lewat program Korlantas Menyapa, Korlantas hadiruntuk menyapa siapa pun untuk bisa dekat dengan masyarakat, terutama pengguna jalan. Tujuannya agar para pengguna jalan bisa lebih hati-hati, tertib, dan disiplin sehingga tidak terjadi pelanggaran lalu lintas yang menyebabkan peristiwa kecelakaan.
“Mari kita bekerja sama untuk bisa mewujudkan lalu lintas yang aman, selamat,tertib, dan lancar dengan melibatkan semua potensi masyarakat, termasuk dari ojekonline dan klub otomotif. Mari kita menjadi agen-agen percontohan yang tertib berlalu lintas. Kami juga mengajak seluruh masyarakat untuk disiplin berlalu lintas dan bisa dilakukan oleh semua pengguna jalan,” himbau Agus.
Sebagai stakeholder dalam penanganan korban kecelakaan, Jasa Raharja menegaskan perannya sebagai perusahaan asuransi sosial milik negara yang hadir memberikan perlindungan dasar bagi masyarakat.
Plt. Direktur Utama Jasa Raharja Dewi Aryani Suzana menyampaikan, “Kami dariJasa Raharja mengharapkan kegiatan Retrospeksi Korban Kecelakaan Lalu Lintas ini bukan sekadar seremoni, tetapi menjadi momen refleksi untuk kita belajar dariperistiwa kecelakaan lalu lintas yang sering kali berujung pada jatuhnya korban jiwa,penderitaan yang berkepanjangan, dan kerugian besar bagi masyarakat.”
Hingga Juli 2025, Jasa Raharja telah menyalurkan santunan kepada 87.904 korbankecelakaan dengan nilai mencapai Rp1,825 triliun. Data ini menjadi pengingat bahwa meskipun jumlah peristiwa kecelakaan lalu lintas cenderung menurun, tapi satu kecelakaan bisa memakan lebih dari satu korban. Karena itu, pencegahan melalui kepatuhan dan budaya tertib berlalu lintas tetap menjadi hal yang utama.
Refleksi ini semakin kuat ketika suara penyandang disabilitas langsung disampaikan di hadapan para tamu undangan. Salah satunya adalah dari Ketua Umum PPDI H. Norman Yulian. Ia mengatakan bahwa kegiatan ini diharapkan memberi semangat bagi jutaan penyandang disabilitas di Indonesia.
“Penyandang disabilitas di tanah air saat ini berjumlah lebih dari 10 juta orang. Salahsatu penyumbang angka terbesar adalah dari korban kecelakaan, termasuk kecelakaan lalu lintas. Saya mengucapkan terima kasih karena pada kesempatan pagi ini, mereka diberikan bantuan agar mereka bisa mandiri dan lebih percaya dirilagi untuk bermasyarakat. Saya juga berharap kegiatan ini bisa dilanjutkan di tahun berikutnya,” ujarnya.
Salah satu penyandang disabilitas yang merupakan korban kecelakaan adalah Sabrina Nadya Oktaviani, yang kehilangan tangan kanannya akibat kecelakaan lalulintas.
“Sewaktu kecelakaan teman saya kehilangan kendali motor dan saya terlempar menyebabkan tangan kanan saya harus diamputasi. Saya bersyukur pengurusan klaim dari Jasa Raharja waktu itu dipermudah dan tidak memberatkan. Sampai saat ini manfaatnya masih tersampaikan, seperti hari ini saya mendapatkantangan palsu. Saya sudah coba dan cukup nyaman dikenakan,” ungkapnya.