Jalan Desa hingga Sekolah Gratis, Andra Soni–Dimyati Tanamkan Fondasi Pembangunan Berkelanjutan di Provinsi Banten

BANTEN, (gerbangbanten.com) – Sepanjang tahun 2025, kepemimpinan Gubernur Banten Andra Soni dan Wakil Gubernur Banten Achmad Dimyati Natakusumah terus menggerakkan pembangunan Provinsi Banten ke arah pemerataan dan keberlanjutan. Fokus pembangunan tidak hanya pada infrastruktur fisik, tetapi juga pada penguatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan kesehatan, sehingga pembangunan dirasakan merata tanpa kesenjangan antardaerah.

Tiga Program Unggulan: Infrastruktur, Kesehatan, dan Pendidikan

Pembangunan Provinsi Banten periode 2025–2030 diarahkan melalui program unggulan diantaranya, yaitu Banten Bagus, Banten Sehat, dan Banten Cerdas. Ketiganya menjadi fondasi utama dalam memperkuat infrastruktur, meningkatkan pelayanan kesehatan, serta memperluas akses pendidikan bagi seluruh masyarakat.

Banten Bagus: Jalan Desa untuk Pemerataan Pembangunan

Melalui program Bangun Jalan Desa Sejahtera (Bang Andra), hingga akhir tahun 2025 Pemprov Banten berhasil membangun 62 infrastruktur desa, yang terdiri atas 61 ruas jalan dan 1 jembatan. Pembangunan tersebut tersebar di berbagai wilayah, dengan rincian: Kabupaten Pandeglang sebanyak 29 ruas jalan dan 1 jembatan, Kabupaten Lebak sebanyak 17 ruas jalan, Kabupaten Serang sebanyak 8 ruas jalan,
Kabupaten Tangerang sebanyak 2 ruas jalan dan
Kota Serang sebanyak 5 ruas jalan.

Porsi pembangunan lebih difokuskan di wilayah selatan Banten, seiring luas wilayah dan keterbatasan kapasitas fiskal daerah. Jalan-jalan desa yang dibangun diarahkan untuk menunjang aktivitas masyarakat perdesaan, seperti pertanian, pendidikan, perkebunan, perikanan, dan pariwisata.

“Program ini sejalan dengan Asta Cita keenam Presiden Prabowo Subianto, yaitu membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi serta pengentasan kemiskinan,” ujar Andra Soni.

Banten Sehat: Layanan Kesehatan Lebih Dekat dan Berkualitas

Di sektor kesehatan, Pemprov Banten meresmikan sejumlah fasilitas strategis, antara lain: Gedung Bunker Radioterapi dan Pelayanan Kemoterapi di RSUD Banten, RSUD Uwes Qorny Cilograng di Kabupaten Lebak dan RSUD Irsyad Djuwaeli Labuan di Kabupaten Pandeglang.
Selain itu, Pemprov Banten meluncurkan Mobile Clinic berbasis telemedicine untuk menjangkau masyarakat di wilayah terpencil.

Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) telah dimanfaatkan oleh 4.147.520 warga Banten. Untuk mendukung pasien rujukan di Jakarta, Pemprov Banten juga menyediakan Rumah Singgah di Jl. Tebet Timur Raya No. 51, Jakarta, dengan kapasitas 20 orang bagi pasien dan pendamping. Penyediaan fasilitas radioterapi dan kemoterapi menjadi langkah penting dalam meningkatkan layanan penanganan kanker di Provinsi Banten. Dua rumah sakit baru di wilayah selatan juga menjadi bukti komitmen pemerintah dalam mendekatkan akses layanan kesehatan yang berkualitas.

“Keterjangkauan akses kesehatan menjadi indikator penting peningkatan angka harapan hidup. Kedua rumah sakit ini telah dilengkapi fasilitas memadai dan ratusan tenaga medis,” jelas Andra Soni.

Program CKG melalui mobile clinic juga difokuskan pada deteksi dini tuberkulosis (TBC). Hingga Desember 2025, cakupan penemuan kasus TBC mencapai 107 persen, melampaui target provinsi (95 persen) dan nasional (90 persen). Layanan ini juga mencakup penyuluhan kesehatan, imunisasi, pemeriksaan ibu dan anak, layanan laboratorium sederhana, hingga penanganan kegawatdaruratan.

“Banten termasuk provinsi dengan prevalensi TBC tinggi. Program ini merupakan ikhtiar menuju Banten Sehat sesuai arahan Presiden. Alhamdulillah, antusiasme masyarakat sangat tinggi dan penanganan dapat dilakukan lebih cepat,” tutur Andra Soni.

Sebagai penguatan layanan, pada 18 Desember 2025 Pemprov Banten mengoperasionalkan Faskin Link, layanan telekonsultasi gratis oleh dokter Puskesmas melalui telepon genggam. Saat ini, layanan tersebut telah tersedia di 16 Puskesmas, guna menjembatani kendala geografis dan jarak.

Banten Cerdas: Pendidikan Gratis dan Penguatan SDM Desa

Di sektor pendidikan, program Banten Cerdas diwujudkan melalui Sekolah Gratis bagi siswa SMA, SMK, dan SKh swasta, serta Program Sarjana Penggerak Desa. Pada tahun pertama pelaksanaan 2025, Program Sekolah Gratis diikuti oleh 801 sekolah swasta dengan total 60.705 siswa terverifikasi.

Program ini difokuskan pada sekolah swasta guna memastikan seluruh anak mendapatkan akses pendidikan yang setara dan berkualitas, meningkatkan partisipasi sekolah, serta mendorong keadilan sosial dan penciptaan sumber daya manusia unggul.

Pemprov Banten juga mengimplementasikan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) secara kolaboratif lintas sektor. Hingga Desember 2025, telah terbentuk 537 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dengan jumlah penerima manfaat lebih dari 1,5 juta orang, terdiri atas siswa, ibu hamil, balita, dan kelompok rentan.

Selain itu, Pemprov Banten mengoperasikan empat Sekolah Rakyat, yaitu: Sekolah Rakyat Menengah Atas 33 Kota Tangerang Selatan,
Sekolah Rakyat Menengah Atas 34 Kabupaten Lebak, Sekolah Rakyat Terintegrasi SD–SMP 36 Kabupaten Lebak dan Sekolah Rakyat Terintegrasi SD–SMP 37 Kota Serang. Program Sarjana Penggerak Desa memberikan beasiswa hingga Rp20 juta per orang, dengan fokus pada bidang pertanian, perkebunan, kelautan, perikanan, peternakan, ekonomi, akuntansi, dan teknologi informasi.

“Generasi muda desa adalah pihak yang paling memahami potensi dan tantangan desanya. Jika kepemimpinan kami memiliki batas waktu, maka merekalah yang akan melanjutkan pembangunan desa dengan bekal ilmu pengetahuan sebagai investasi jangka panjang,” ungkap Andra Soni.

Penguatan Ekonomi Desa dan Capaian Pembangunan

Program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) terus diperkuat untuk membangun ekonomi desa secara gotong royong. Hingga 2025, sebanyak 1.551 desa dan kelurahan telah membentuk KDMP yang berbadan hukum.

Melalui harmonisasi program Banten Bagus, Banten Sehat, dan Banten Cerdas, perekonomian Provinsi Banten pada triwulan III 2025 tumbuh 5,29 persen. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meningkat menjadi 77,25, masuk kategori tinggi. Pertumbuhan ekonomi tersebut sejalan dengan realisasi investasi yang mencapai Rp91,5 triliun, menempatkan Banten di peringkat keempat nasional.

Di sektor pertanian, Banten juga masuk 10 besar nasional sebagai daerah produsen padi, dengan luas panen 347.700 hektar dan produksi 1.804.002 ton, menjadikan Banten peringkat kedelapan sebagai lumbung padi nasional.

Berdasarkan rilis resmi Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menjadi penyumbang pertumbuhan tertinggi sebesar 11,73 persen, disusul sektor jasa pendidikan sebesar 8,70 persen. Peningkatan IPM terjadi pada seluruh dimensi, khususnya standar hidup layak dan pengetahuan.

“Ketika jalan sudah baik, kesehatan terjamin, dan anak-anak bersekolah dengan tenang, maka masyarakat dapat beraktivitas ekonomi dengan lebih percaya diri dan berani bermimpi lebih tinggi,” tutup Andra Soni. (*)

Pos terkait