SERANG, (gerbangbanten.com) – Gubernur Banten Andra Soni, dianugerahi Sabuk Kehormatan sebagai Pendekar Kehormatan oleh Pengurus Pusat Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia (SMI). Penghargaan ini diberikan atas dedikasi dan kontribusi nyata Andra Soni dalam upaya pengembangan serta pelestarian seni bela diri pencak silat.
Prosesi penyerahan sabuk kehormatan tersebut dilaksanakan pada acara penutupan Training of Trainer (ToT) dan Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia yang berlangsung di Ballroom Hotel Marbella Anyer, Kabupaten Serang, Senin (29/12/2025).
”Alhamdulillah, kita baru saja menutup kegiatan Training of Trainer dan Ujian Kenaikan Tingkat yang digelar oleh Satria Muda Indonesia,” ujar Andra Soni usai acara.
Menurut Andra, SMI merupakan salah satu perguruan yang konsisten menjaga dan merawat warisan budaya pencak silat bersama perguruan-perguruan lainnya. Ia berharap momentum ini menjadi penyemangat bagi seluruh anggota perguruan.
”Satria Muda Indonesia terus melestarikan pencak silat. Diharapkan para pelatih dan peserta didik dapat bersama-sama terus mengembangkan perguruan Satria Muda Indonesia,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Andra juga mengajak keluarga besar SMI, khususnya di Provinsi Banten, untuk mengambil peran aktif dalam mendukung program pemerintah daerah. Sinergi antara perguruan silat dan pemerintah dinilai penting untuk kemajuan wilayah.
”Kita harap dukungan ini dapat diberikan kepada Pemprov Banten. Mari kita bersama-sama mengawal percepatan pembangunan di daerah,” imbuh Andra.
Sementara itu, Ketua Harian Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia, Erizal Chaniago, menjelaskan bahwa kegiatan ToT dan UKT ini merupakan program pengurus pusat yang dilaksanakan secara nasional.
”Program nasional ini kami bagi pelaksanaannya di beberapa lokasi. Untuk wilayah Banten, kegiatan diikuti sekitar 140 peserta yang berasal dari Banten, Jakarta, Kalimantan Selatan, Jawa Tengah, dan Lampung,” jelas Erizal.
Erizal menambahkan, tujuan utama kegiatan ini adalah untuk konsolidasi organisasi serta sosialisasi regulasi terbaru. Hal ini penting untuk memastikan seluruh pelatih dan atlet memahami standar kompetisi yang berlaku.
”Tujuannya untuk mengkonsolidasikan organisasi sekaligus menyosialisasikan peraturan-peraturan baru yang dikeluarkan oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Supaya dalam menghadapi PON nanti, penerapan peraturan ini bisa berjalan dengan baik,” pungkasnya.(biro adpim)






